WASPADA!!! FORMALIN ADA DI BEBERAPA PRODUK RUMAH TANGGA
Menurut penelitian, formalin dalam kadar tertentu bahkan ditemukan juga pada beberapa produk bayi, seperti sampo, sabun, dan losion bayi. Meskipun demikian, setidaknya Anda tetap bisa berusaha meminimalkan paparan formalin.
Formalin dapat menyebabkan pusing, batuk, iritasi kulit, risiko kanker, dan yang lebih parah lagi, kematian. Selain terhirup melalui udara, seseorang dapat terpapar formalin dari makanan dan minuman.
Paparan jangka pendek dari kontak fisik dengan formalin dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata berair. Selain itu, formalin ditengarai bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker, terutama pada paparan jangka panjang.
Formalin merupakan gas kimia yang berbau menyengat dan tidak berwarna. Formalin biasa digunakan pada kayu yang dipakai untuk membuat perabotan rumah tangga, seperti lemari pakaian, tempat tidur, atau dinding. Oleh karena itu, rumah bisa menjadi sumber paparan formalin dengan kadar paling tinggi, terutama rumah yang baru selesai dibangun atau baru saja direnovasi.
Formalin juga digunakan sebagai produk pembersih rumah tangga dan bahan pengawet sampel jaringan di laboratorium. Selain itu, formalin juga ditemukan pada asap rokok.
Selain yang telah disebutkan di awal, masih ada berbagai dampak negatif dari zat ini. Di antaranya adalah:
Saluran pernapasan
Formalin yang terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Penderita masalah pernapasan, seperti bronkitis dan asma, dapat mengalami perburukan gejala jika menghirup formalin. Penderita penyakit pernapasan kronis lainnya juga lebih rentan terhadap paparan formalin. Radang tenggorokan, batuk, dan mimisan adalah gejala-gejala yang mungkin timbul jika Anda terpapar senyawa kimia ini.
Kanker
Formalin juga diketahui sebagai salah satu zat pemicu kanker, terutama kanker tenggorokan, kanker hidung, dan leukemia. Sejauh ini, penelitian memang belum membuktikan berapa batas kadar formalin yang dapat dikatakan sebagai pemicu kanker. Namun makin tinggi kadar kadar formalin yang masuk ke tubuh, maka makin tinggi pula risiko terkena penyakit ini.
Anak-anak dan lansia adalah kelompok usia yang dianggap lebih sensitif terhadap formalin. Mereka akan lebih mudah sakit bila terpapar zat ini.
Cara Mencegah dan Mengurangi Paparan Formalin
Anda disarankan melakukan hal-hal ini untuk mengurangi paparan formalin:
Formalin dapat menyebabkan pusing, batuk, iritasi kulit, risiko kanker, dan yang lebih parah lagi, kematian. Selain terhirup melalui udara, seseorang dapat terpapar formalin dari makanan dan minuman.
Paparan jangka pendek dari kontak fisik dengan formalin dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata berair. Selain itu, formalin ditengarai bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker, terutama pada paparan jangka panjang.
Formalin merupakan gas kimia yang berbau menyengat dan tidak berwarna. Formalin biasa digunakan pada kayu yang dipakai untuk membuat perabotan rumah tangga, seperti lemari pakaian, tempat tidur, atau dinding. Oleh karena itu, rumah bisa menjadi sumber paparan formalin dengan kadar paling tinggi, terutama rumah yang baru selesai dibangun atau baru saja direnovasi.
Formalin juga digunakan sebagai produk pembersih rumah tangga dan bahan pengawet sampel jaringan di laboratorium. Selain itu, formalin juga ditemukan pada asap rokok.
Selain yang telah disebutkan di awal, masih ada berbagai dampak negatif dari zat ini. Di antaranya adalah:
Saluran pernapasan
Formalin yang terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Penderita masalah pernapasan, seperti bronkitis dan asma, dapat mengalami perburukan gejala jika menghirup formalin. Penderita penyakit pernapasan kronis lainnya juga lebih rentan terhadap paparan formalin. Radang tenggorokan, batuk, dan mimisan adalah gejala-gejala yang mungkin timbul jika Anda terpapar senyawa kimia ini.
Kanker
Formalin juga diketahui sebagai salah satu zat pemicu kanker, terutama kanker tenggorokan, kanker hidung, dan leukemia. Sejauh ini, penelitian memang belum membuktikan berapa batas kadar formalin yang dapat dikatakan sebagai pemicu kanker. Namun makin tinggi kadar kadar formalin yang masuk ke tubuh, maka makin tinggi pula risiko terkena penyakit ini.
Anak-anak dan lansia adalah kelompok usia yang dianggap lebih sensitif terhadap formalin. Mereka akan lebih mudah sakit bila terpapar zat ini.
Cara Mencegah dan Mengurangi Paparan Formalin
Anda disarankan melakukan hal-hal ini untuk mengurangi paparan formalin:
- Jagalah sirkulasi udara di dalam rumah tetap segar dengan cara membuka jendela lebar-lebar, terutama selama pagi hingga sore hari.
- Buatlah suhu di dalam rumah pada suhu terendah yang masih nyaman, Anda bisa menggunakan AC.
- Ajak anak-anak dan orang lanjut usia untuk banyak menghirup udara segar di luar, terutama jika mereka menderita masalah pernapasan, seperti asma.
- Jangan merokok di dalam ruangan. Akan lebih baik lagi jika menghentikan kebiasaan merokok sepenuhnya.
- Jika Anda sedang menggunakan insektisida atau produk pembersih, pastikan menggunakannya di udara terbuka.
- Cuci tangan dan bersihkan tubuh dengan air dan sabun setelah menggunakan insektisida atau produk pembersih.
- Cuci bahan makanan dengan benar sebelum dimasak.
- Masaklah makanan dengan baik karena kandungan formalin bisa hilang pada saat proses pemanasan makanan.
- Jika membeli ikan, pilih yang masih segar. Hindari ikan yang sudah keras, karena kemungkinan menggunakan formalin.
- Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, selain formalin, beberapa bahan lain yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan adalah nitrobenzene, dihidrosafrol, asam borat (boric acid), nitrofurazon, dan minyak esensial seperti tansy oil dan minyak sasafras.