Hati-hati, Anak Anda Meniru Anda


Anak adalah karunia dari Allah Subhanahuwatta a'la, untuk kita jaga, kita rawat dan kita didik menjadi manusia yang bertaqwa. Perlu ilmu untuk melakukan itu semua, sehingga memang benar-benar menjadikan anak-anak kita menjadi manusia yang bertaqwa.

Anak adalah seorang peniru ulung. Mereka mampu menirul segala macam prilaku yang dilakukan orang tuanya. Setiap saat, mata anak selalu mereka selalu mengamati, telinganya menyimak, dan pikirannya mencerna apapun yang orang tua lakukan. Oleh karena itu, jangan heran jika anak bisa tumbuh manjadi sosok yang mirip dengan Anda.

Video: Bagaiaman anak Anda meniru Anda.


Nah, karena Anda adalah role model buat anak, maka Anda jugalah yang memutuskan perilaku seperti apakah yang Anda ingin anak tiru dari Anda? Apakah Anda mau menjadikan anak Anda disiplin, humoris, ramah, atau yang antisosial.

Menurut Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, psikolog anak dan keluarga. “Sebenarnya, tak ada yang salah dengan perilaku meniru, karena pada dasarnya meniru adalah proses pembelajaran alami semua makhluk hidup,”
Anak Anda akan meniru sejak ia lahir, ketika ia mulai melihat Anda. Dimulai dengan meniru ekspresi muka Anda, bagaimana ketika Anda tersenyum, menjulurkan lidah ketika becanda dengannya, sikecil pun ikut melakukan hal yang sama.

Saat usia anak bertambah, sifat meniru masih terus berlanjut. Apa yang Anda katakan, sikap seperti apa yang Anda tunjukkan, tanpa disadari akan ditiru oleh si kecil. Anak belajar dari apa yang ia lihat dan dengar. Apa yang Anda lakukan, baik itu gerakan, kata-kata, atau emosi, semua menjadi sarana belajar bagi anak. Hingga usia 18 bulan, anak biasanya masih meniru gerakan. Barulah mulai usia 3 tahun, anak meniru perilaku, sopan-santun dan bahasa Anda. 
Menurut G. Gergely dan J. S. Watson. Hal ini tentu berguna untuk masa depannya dalam bersosialisasi, karena apa yang ditunjukan oleh anak merupakan bentuk hasil belajar dari apa yang diajarkan oleh orang tuanya.

Menurut peneliti dari University of Chicago. Virginia Polytechnic Institute and State University juga ikut serta dalam menguatkan hasil dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Dogan, Conger, Kim, dan Masyn ini menyimpulkan bahwa perilaku antisosial pada anak muncul dari hasil observasi dan intepretasi dari perilaku orangtua. Anak melihat apa yang orangtua mereka tampilkan dalam perilakunya dan mereka menirunya, karena menurut anak hal tersebut adalah hal yang normal dalam kehidupan sosial di luar rumah. Efek ini terjadi secara stabil, dan inilah yang menjadi masalah, terutama pada remaja, dibuktikan pada anak kelas 12 yang sebenarnya telah mempertahankan perilaku antisosial ini dari kelas 9.

Video: Anak meniru orang tua dalam pandangan Islam


Bagaimana sih perasaan anak saat melihat orang tuanya bertengkar secara fisik.

Ketika anak melihat pertengkaran fisik dari kedua orangtuanya, anak tidak hanya merasa sedih. Menurut Sandra Brown, seorang expert di pendidikan anak, seorang anak yang menyaksikan kekerasan, terutama pada orang yang dikasihinya, dapat membuat anak mengalami ketidakpercayaan pada orang lain. Nantinya, anak akan menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menunjukkan kekuatannya, karena menurut anak, bergantung pada orang lain menandakan kelemahan dan ketidakmampuan sehingga kekerasan menjadi jalan untuk menunjukan dominansi mereka. Selain itu, menunjukkan kekerasan pada anak mengakibatkan anak tidak mampu mengekspresikan dirinya dengan baik melalui kata-kata. Hal ini dapat berakibat anak menjadi lebih susah untuk diajak bekerja sama.

Tetapi Anda jangan khawatir, tidak hanya yang buruk-buruk, anak juga meniru perbuatan baik yang dilakukan oleh orangtuanya. Dengan menjadi orangtua yang ramah dan penuh toleransi, Anda dapat memberikan contoh bagi anak untuk melakukan tindakan yang sama. Menurut psikolog dari Harvard, memberikan model untuk berperilaku bagi anak dapat memberikan anak satu acuan tentang apa yang baik dan tidak. Dengan begitu, orangtua perlu untuk menunjukkan banyak perilaku ramah dan hangat kepada orang lain dengan harapan anak dapat menerapkannya juga.

Video: Anak berprilaku sesuai dengan orang tuanya


Contoh satu tindakan yang mudah namun hangat dan baik adalah kebiasaan untuk bilang “terima kasih” setiap kali mendapatkan bantuan, mengucapkan "Assalammualaikum" ketika pergi berpamitan atau saat datang ke rumah. Tanpa sadar, seorang anak akan meniru tindakan tersebut dari orangtuanya. Selalu berikan apresiasi bagi anak untuk apapun yang mereka lakukan, walaupun hal tersebut adalah hal yang kecil. Dengan memberikan mereka pengertian mengenai sisi lain dari setiap kisah juga dapat membuat anak menjadi lebih toleran.

Contoh lain yang tak kalah penting adalah mengajak anak Anda untuk Sholat atau mengaji (ibadah), hal ini sangatlah penting dan memberikan dampak positif yang kuat untuk dasar pendidikan anak Anda nantinya.

Apa yang dilihat anak dapat menjadi dasar anak untuk bertingkah laku. Walaupun pada dasarnya pembentukan tingkah laku adalah hasil dari proses yang rumit, antara biologis dan lingkungan yang bukan hanya lingkungan keluarga. Anak juga cenderung meniru perilaku yang mereka lihat tidak hanya dari tingkah laku orangtua, namun apa yang mereka tonton, teman-teman mereka, dan guru mereka di sekolah. Diperlukan peran orangtua dalam membentuk karakter awal dari anak-anak mereka dengan cara memberikan contoh yang baik agar anak dapat tumbuh menjadi anak yang dapat berfungsi secara sosial dengan baik.

Postingan Populer

FOLLOW US ON FACEBOOK