39 JUTA DARI 238 JUTA JIWA PENDUDUK INDONESIA MENGALAMI ANSIETAS, APAKAH KAMU SATU DIANTARANYA?



Beberapa waktu yang lalu admin pernah masuk grup FB komunitas orang-orang yang memiliki ansietas. Banyak postingan mengenai mereka yang tiba-tiba gelisah, panik, jantung berdebar tidak normal dan lain sebagainya. Akhirnya admin merasa harus memahami apa itu ansietas. Berikut sedikit penjelasan ansietas yang admin baca dari honestdoc, semoga bermanfaat.

Ansietas adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan gejala somatik, vegetatif dan kognitif sebagai respon terhadap tidak adanya rasa aman atau ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah.

Ansietas dapat dialami siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, latar belakang sosial maupun ekonomi. Namun menurut American Psychiatric Association, wanita lebih rentan mengalami ansietas dibandingkan pria karena terdapat perbedaan pada otak dan hormon dari keduanya.

Berapa angka kejadian ansietas di Indonesia?

Berdasarkan data dari beberapa studi, ada sekitar 20% penduduk dunia yang menderita ansietas. Di mana sebagian besarnya di dominasi oleh usia dewasa dan lansia. Sedangkan di Indonesia sendiri, ada sekitar 39 juta dari 238 juta jiwa penduduknya yang mengalami ansietas.

Tanda dan Gejala

Apa saja ciri-ciri dan gejala ansietas?
Gejala ansietas kerap berbeda pada setiap individu, bergantung jenis ansietas yang dialaminya. Berikut beberapa jenis ansietas dan gejala pada umumnya:
  1. Fobia. Perasaan takut berlebihan terhadap objek, situasi atau aktivitas tertentu.
  2. Gangguan panik (panic disoreder). Suatu kondisi yang ditandai dengan timbulnya rasa takut/perasaan di teror yang berulang dan tidak terduga.
  3. Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder). Ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang lain sehingga mengarah pada pemikiran negatif, malu dan rendah diri.
  4. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder). Suatu kondisi yang ditandai dengan tindakan mengulang-ulang sesuatu yang sama sebagai perwujudan dari ketidakpuasaan atau takut membuat kesalahan.
  5. Gangguan kecemasan pemisahan (separation anxiety disorder).Takut berada jauh dari rumah atau orang yang dicintai.
  6. Hypochondriasis. Kecemasan atau ketakutan berlebih yang membuat penderitanya merasa menderita penyakit serius sekalipun dari hasil pemeriksaan menunjukkan hasil negatif.
  7. Gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder). Gangguan kecemasan yang di picu oleh peristiwa tragis di masa lalu.

Gejala-gejala umum dari beberapa jenis ansietas tersebut meliputi:
  1. Gejala somatik berupa jantung berdebar, mual, pusing, nyeri fisik pada bagian tubuh tertentu seperti nyeri dada, nyeri otot dan lain sebagainya.
  2. Gejala vegetatif berupa gangguan tidur, pola makan dan aktivitas seksual.
  3. Gejala kognitif berupa kesulitan berkonsentrasi, tidak bisa tenang dan mudah lupa.

Kapan harus periksa ke dokter?
Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami beberapa gejala ansietas seperti di atas.

Apa penyebab ansietas?

Sampai saat ini, para ahli belum dapat mengetahui secara persis penyebab dari timbulnya ansietas. Meski begitu, seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, ansietas dapat di picu oleh berbagai faktor termasuk faktor genetik dan lingkungan sehingga fungsi sirkuit otak yang mengatur rasa takut dan emosi lainnya menjadi terganggu.

Siapa yang lebih berisiko terjangkit ansietas?

Dari beberapa studi terungkap bahwa, wanita memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami ansietas dibandingkan pria, terutama yang berusia di bawah 35 tahun. Selain itu, seseorang yang memiliki kepribadian tertutup, memiliki trauma masa silam dan riwayat keluarga dengan ansietas juga berpotensi besar mengalami ansietas.

Ansietas juga dapat timbul sebagai efek dari suatu penyakit, misalnya pada penderita kanker yang kerap diselimuti ketakutan berlebih akan penyakit yang dideritanya, termasuk masalah perawatan dan kondisi keuangan.

Bagaimana memastikan diagnosis ansietas?

Diagnosis ansietas tahap awal dilakukan melalui anamesis atau wawancara medis yang meliputi berbagai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik guna memastikan ada tidaknya penyakit medis yang diderita pasien sebagai pemicu terjadinya ansietas.

Tidak ada tes laboratorium yang secara khusus dapat mendiagnosis ansietas. Oleh karena itu, apabila dokter tidak menemukan alasan medis yang melatarbelakangi terjadinya ansietas, maka dokter akan merujuk pasien ke psikiater, psikolog atau petugas kesehatan mental lainnya.

Bagaimana cara mengobati ansietas di rumah?

Pengobatan ansietas di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan minyak essensial yang telah diekstraksi dari berbagai tanaman yang memiliki efek penenang seperti minyak lavender, minyak melati, minyak peppermint dan beberapa minyak essensial lainnya.

Penanganan ansietas umumnya dilakukan dengan pemberian obat antidepresan golongan SSRI. Jika diperlukan, maka penderita ansietas dapat diberikan obat penenang golongan benzodiazepine seperti alprazolam, diazepam, clobazam atau lorazepam.

Jika dalam 6-8 minggu tidak ada kemajuan, maka dosis antidepresan dapat ditambahkan atau diganti dengan antidepresan golongan lain.

Pada pasien yang menderita ansietas cukup berat, disarankan untuk menggunakan pengobatan tambahan di luar konsumsi obat-obatan antidepresan, yakni melalui teknik psikoterapi atau konseling terarah.

Psikoterapi sendiri terdiri dari berbagai jenis diantaranya seperti terapi perilaku kognitif, terapi psikoanalitik, terapi kognitif analitik dan beberapa jenis terapi lainnya. Seorang psikoterapis akan menyesuaikan terapi mana yang akan diterapkan dengan melihat kebutuhan dari masing-masing individu.

Apa bahaya komplikasi ansietas yang mungkin timbul?

Beberapa komplikasi ansietas yang mungkin timbul diantaranya:
  1. Depresi.
  2. Somatoform.
  3. Skizofrenia Hibefrenik.
  4. Skizofrenia Simplek.


Bagaimana mencegah ansietas?

Ansietas dapat dicegah atau dikendalikan melalui beberapa cara berikut ini:
  1. Batasi asupan makanan dan minuman yang tinggi kafein.
  2. Cukupi kebutuhan tidur minimal 8 jam sehari.
  3. Berolahraga secara teratur minimal 2 kali seminggu.
  4. Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
  5. Mengubah kepribadian menjadi lebih terbuka.
sumber: honestdoc

Postingan Populer

FOLLOW US ON FACEBOOK